RADIO STREAMING SEHATI - Sahabat Sehati Sejiwa di era digital ini, di saat telepon seluler semakin pintar dan teknologi semakin canggih maka modus penipuan melalui telepon pun semakin marak. Salah satunya adalah modus voice phishing, atau yang sering dikenal dengan vishing. Melalui tulisan ini diharapkan Sahabat Sehati Sejiwa dapat mengenali modus vishing untuk meningkatkan kewaspadaan Sahabat Sehati Sejiwa sehingga dapat terhindar dari kejahatan siber tersebut.
Modus vishing ini menggunakan taktik untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi melalui panggilan telepon, yang sering kali mengatasnamakan call center resmi perusahaan. Para pelaku memanfaatkan kelengahan korban, terutama yang kurang memahami metode keamanan digital, untuk mendapatkan data pribadi, termasuk nomor kartu kredit, password, atau informasi keuangan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana modus ini bekerja agar dapat menghindarinya.
Voice phishing sering kali dimulai dengan panggilan dari seseorang yang berpura-pura sebagai perwakilan dari institusi resmi, seperti bank atau perusahaan layanan telekomunikasi. Pelaku akan mengaku sebagai bagian dari layanan pelanggan atau call center resmi dan berusaha meyakinkan korban untuk memberikan informasi sensitif.
"Modus ini semakin canggih dengan penggunaan teknologi yang memungkinkan nomor telepon pelaku terlihat seperti nomor resmi, sehingga korban merasa aman untuk berbagi informasi pribadi,"kata pakar keamanan siber dari Institut Teknologi Surabaya (ITS), Bambang Suwondo, belumlama ini.
Hal senada juga dikatakan, konsultan IT di Jakarta, Anita Kartika. Ia menjelaskan, salah satu taktik yang umum digunakan dalam voice phishing adalah menciptakan situasi darurat atau mendesak. Pelaku biasanya mengatakan bahwa ada masalah dengan akun bank atau tagihan yang harus segera diselesaikan. Menurutnya, dalam keadaan tertekan, korban sering kali tergesa-gesa memberikan data pribadi tanpa berpikir panjang.
“Pelaku sering memanipulasi emosi korban dengan mengatakan bahwa jika tidak segera memberikan informasi, akan ada konsekuensi serius seperti pemblokiran akun atau denda,” uarnya.
Salah satu cara paling efektif untuk menghindari menjadi korban voice phishing adalah dengan selalu memverifikasi sumber panggilan sebelum memberikan informasi apa pun. Jika menerima panggilan yang mencurigakan, sebaiknya Sahabat Sehati Sejiwa jangan langsung percaya. Hubungi kembali institusi terkait melalui nomor resmi yang tertera di situs web atau aplikasi resmi mereka. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa panggilan yang diterima oleh Sahabat Sehati Sejiwa benar-benar sah dan bukan dari pelaku kejahatan.
Beberapa tanda yang dapat mengindikasikan bahwa panggilan berasal dari call center palsu termasuk nada suara yang mendesak, permintaan informasi pribadi yang tidak biasa, dan penggunaan intimidasi. Selain itu, call center resmi tidak akan pernah meminta kata sandi atau PIN melalui telepon Jika kamu merasa ada sesuatu yang janggal dalam percakapan tersebut, segeralah menutup telepon dan laporkan kepada pihak berwenang atau perusahaan yang bersangkutan.
Agar terhindar dari voice phising, Sahabat Sehati Sejiwa perlu memahami cara pencegahan yang efektif. Nah, berikut ini adalah beberapa cara menghindari voice phising:
Waspadai panggilan tak dikenal. Sebelum mengangkat telepon dari nomor asing, periksa dulu identitasnya melalui aplikasi checker nomor HP, misalnya GetContact
Aktifkan fitur blokir panggilan. Kebanyakan HP kini sudah menyediakan fitur untuk memblokir panggilan asing atau menampilan keterangan spam caller
Ingat informasi penting. Pastikan selalu mengingat akun, PIN, dan kata sandi. Pasalnya, pelaku biasanya menggunakan hal ini sebagai celah.
Jika terjadi, segera tutup telepon. Jika menerima panggilan yang meminta data pribadi, lebih baik tutup telepon tersebut segera dan cari nomor resmi organisasinya.
Itulah uraian lengkap apa itu voice phising, cara kerja, dan cara menghindarinya. Semoga dengan penjelasan tadi Sahabat Sehati Sejiwa bisa lebih berhati-hati.
Semoga bermanfaat.
Editor: Andri Herdiansyah






