RADIO STREAMING SEHATI - Sahabat Sehati Sejiwa, Dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan hiruk-pikuk, kemampuan mendengarkan sering kali terabaikan. Padahal, mendengarkan bukan sekadar keterampilan, tetapi juga seni yang menjadi pondasi dalam membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain. Mendengarkan merupakan salah satu keterampilan yang berguna bagi seseorang, karena selain berbicara, mendengarkan juga menjadi kunci dalam membangun hubungan dengan setiap individu.
Menurut Mary Renck Jalongo, psikolog dari University of Pennsylvania menjadi pendengar yang baik artinya bukan hanya pendengar yang pasif, melainkan melakukan penerimaan dan pengolahan sinyal verbal dan non verbal kemudian, pendengar yang baik juga harus memiliki kemampuan mendengarkan aktif. Mendengar aktif merupakan kegiatan yang membuat kamu mampu terlibat penuh untuk memberikan perhatian kepada ucapan yang diutarakan oleh lawan bicaramu.
Mendengarkan dengan hati bukan hanya mengenai menerima informasi, tetapi tentang menghadirkan diri sepenuhnya untuk seseorang, agar ketika mereka cerita dapat lebih tenang dan nyaman. Ini adalah salah satu keterampilan yang penting dimiliki dan merupakan inti dari proses mendengarkan curhat yang efektif.
Saat sedang mendengarkan apalagi saat seseorang mencurahkan isi hati (curhat) , hadirkan seluruh perhatian Sahabat Sehati Sejiwa. Singkirkan distraksi, baik fisik maupun mental, fokus pada seseorang yang sedang berbicara.
Berikanlah kontak mata, anggukan kepala, atau senyuman kecil sebagai tanda bahwa Sahabat Sehati Sejiwa benar-benar mendengarkan. Ini membantu menunjukkan bahwa Sahabat Sehati Sejiwa menghargai cerita mereka yang sedang curhat.
Saat lawan bicara sedang menjelaskan banyak hal, sebaiknya kita mendengarkan sampai selesai, usahakan jangan memotong apalagi mengadu nasib atau malah menyodorkan topik lain.
Dalam dunia yang semakin bising dan sibuk, kemampuan untuk benar-benar mendengarkan sering kali terpinggirkan. Kita terbiasa untuk menunggu giliran berbicara, bukan untuk benar-benar memahami. Padahal, mendengarkan adalah inti dari empati, komunikasi yang efektif, dan juga koneksi dengan lingkungan.
Laman National Today menyebut, World Listening Day atau Hari Mendengarkan Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2010 oleh World Listening Project, sebuah organisasi internasional yang mempromosikan praktik mendengarkan secara aktif terhadap dunia suara. Tanggal 18 Juli dipilih untuk menghormati ulang tahun komponis dan ekolog suara asal Kanada, R. Murray Schafer yang dikenal sebagai pelopor studi tentang lanskap suara (soundscape). Peringatan ini didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendengarkan dalam komunikasi antarmanusia, dan terhadap suara lingkungan, alam, serta dunia sekitar kita.
Berbagai cara untuk merayakan Hari Mendengarkan Sedunia, seperti meluangkan waktu untuk duduk tenang dan mendengarkan suara di sekitar tanpa gangguan, mengikuti kegiatan soundwalk, yaitu berjalan sambil memperhatikan lanskap suara di lingkungan sekitar, dan merekam suara alam atau aktivitas manusia untuk dokumentasi dan refleksi. Selain itu, kita juga dapat melatih keterampilan mendengarkan dalam percakapan sehari-hari, dan mengikuti lokakarya atau diskusi tentang kesadaran suara dan lingkungan.
Hari Mendengarkan Sedunia mengingatkan kita untuk hadir secara utuh dalam setiap momen. Jika kita belajar mendengarkan lebih dalam kepada sesama, alam, maupun diri sendiri, maka kita dapat menciptakan ruang untuk pemahaman, kedamaian, dan keberlanjutan. Mari rayakan Hari Mendengarkan Sedunia secara penuh makna.
Semoga bermanfaat.