RADIO STREAMING SEHATI – Suasana meriah menyelimuti Halaman Kantor Kelurahan Sucenjurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Masyarakat setempat antusias menghadiri kegiatan tradisi tahunan yang penuh makna, yakni Merti Desa. Acara ini menjadi perwujudan syukur atas karunia alam yang melimpah dan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Merti Desa merupakan upacara adat yang sarat dengan nilai-nilai luhur, seperti gotong royong, kebersamaan, dan rasa syukur. Rangkaian acara dimulai dengan kegiatan ziarah ke Makam Kyai H. Kholil Son Haji Malang Wetan, Makam Jayeng Kiwuh Bulus dan Makam Kyai Suci Pakem Gebang. Lalu rangkaian acara dilanjutkan dengan pengajian bersama KH M. Abdul Haq Assaubary, dan Kenduren Agung. Acara puncak Merti Desa berupa pagelaran wayang kulit bersama dalang Ki Gunawan Hadi Widodo dari Keduren Kec. Purwodadi dengan lakon Bagong mbangun deso, di Halaman Kantor Lurah sucenjurutengah, Minggu 19 Januari 2025.
Dalam Sambutannya, Lurah sucenjurutengah, Agus Lepot mengungkapkan, Merti Desa yang mengandung arti Bersih Desa, merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan setiap setahun sekali. Menurut dia, Merti Desa bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi antar warga agar Desa dan penghuninya diberikan Keselamatan dan Kemakmuran.
"Melalui tradisi ini, kita diajarkan untuk selalu menjaga desa, bersyukur serta menjaga kelestarian lingkungan," ungkap Agus Lepot, Minggu, 19 Januari 2025
Sementara itu, Salah seorang warga yang hadir dalan kegiatan itu, Sukarno Widodo menyatakan, dirinya berharap tradisi leluhur ini dapat terus dilestarikan dan menjadi warisan budaya yang tak ternilai bagi generasi mendatang.
"Meskipun zaman terus berubah, tapi tradisi Merti Desa tetap lestari dan bahkan semakin berkembang untuk melestarikan budaya dan meningkatkan perekonomian masyarakat," ungkap pria yang juga sebagai Ketua RT 01 RW.03 Kelurahan Sucen Juru Tengah itu.
Seperti diketahui, Merti Desa adalah sebuah tradisi yang telah mengakar dalam budaya Jawa, khususnya di daerah pedesaan. Upacara adat ini merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan, terutama hasil bumi yang melimpah. Kata "merti" sendiri memiliki arti "memuliakan" atau "menghormati", sedangkan "desa" merujuk pada kampung atau komunitas.
Lalu bagaimana asal-usul serta makna yang terkandung dalam kegiatan Merti Desa? dilansir dari berbagai sumber, tradisi ini dipercaya telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara. Disebutkan Pada masa itu, masyarakat Jawa menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, sehingga mereka meyakini bahwa segala sesuatu di alam memiliki kekuatan gaib.
Merti Desa kemudian berkembang dan beradaptasi dengan masuknya Islam ke Nusantara. Nilai-nilai Islam seperti tauhid, rasa syukur, dan gotong royong semakin memperkaya makna dari tradisi ini.
Lalu apa makna mendalam yang terkandung dari Merti Desa? salah satunya adalah merupakan bentuk terima kasih kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan. Selain itu, dipercaya juga sebagai kegiatan penghormatan kepada leluhur yang dipercaya bahwa arwah leluhur turut serta dalam memberikan berkah kepada desa.
Makna lainnya adalah penguatan solidaritas sosial, melalui kegiatan bersama, masyarakat semakin erat hubungannya. Serta, pelestarian lingkungan berupa mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan alam.***