SAHABAT Sehati Sejiwa, dari dunia musik kita mengenal ukulele dan kentrung. Keduanya adalah alat musik yang sering dianggap serupa karena bentuk dan ukurannya yang kecil. Namun, meskipun terlihat mirip, kedua alat musik ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi asal-usul, konstruksi, cara bermain, hingga suaranya. Mari kita telaah bersama.
Ukulele berasal dari Hawaii, dan para imigran Portugis memperkenalkan alat musik ini pada akhir abad ke-19. Ukulele merupakan adaptasi dari cavaquinho, sebuah alat musik senar kecil dari Portugal. Nama “ukulele” sendiri berasal dari bahasa Hawaii yang berarti “kutu loncat”, merujuk pada gerakan tangan pemain saat memainkan alat musik ini.
Di sisi lain, kentrung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa. Kentrung telah lama digunakan dalam pertunjukan rakyat, seperti seni tradisional Ludruk dan Wayang, terutama di daerah Jawa Timur. Kentrung memiliki fungsi penting dalam pertunjukan tradisional, khususnya untuk mengiringi cerita atau nyanyian.
Secara umum, ukulele memiliki bentuk yang lebih ramping dan elegan dibandingkan dengan kentrung. Biasanya ukulele terbuat dari kayu mahoni, koa, atau spruce, yang dikenal memiliki kualitas akustik yang baik. Ukulele terdiri dari empat senar yang biasanya terbuat dari nilon atau fluorokarbon. Selain itu, ukulele tersedia dalam berbagai ukuran, yaitu soprano, concert, tenor, dan baritone, yang masing-masing memberikan karakter suara berbeda.
Sementara itu, kentrung umumnya terbuat dari kayu lokal seperti kayu nangka atau kayu sengon. Desainnya lebih sederhana dengan ukuran yang cenderung lebih kecil dan lebih tebal dibandingkan ukulele. Kentrung biasanya memiliki tiga senar, meskipun ada juga yang memiliki empat. Senarnya bisa terbuat dari nilon atau kawat baja tipis, memberikan karakter suara yang khas.
Kemiripan ukulele dan kentrung terutama pada cara memainkannya, yaitu dipetik atau dipukul dengan jari. Namun, ada perbedaan signifikan dalam penyetelan senar. Ukulele biasanya disetel dengan nada G–C–E–A, dengan variasi penyetelan tergantung ukuran ukulele. Penyetelan ini menghasilkan suara cerah dan riang, ciri khas musik ukulele.
Di sisi lain, kentrung memiliki penyetelan yang lebih bervariasi dan sering disesuaikan dengan kebutuhan musik tradisional. Salah satu penyetelan yang umum adalah C–G–C untuk kentrung tiga senar, memberikan nada yang lebih rendah dan dalam dibandingkan ukulele. Perbedaan penyetelan ini juga memengaruhi teknik bermain, di mana kentrung lebih sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu bernada minor atau bernuansa lebih sendu.
Perbedaan utama antara ukulele dan kentrung terletak pada karakter suara yang dihasilkan. Ukulele memiliki suara lebih terang, ceria, dan bernada tinggi. Hal ini menjadikannya populer dalam musik pop, reggae, dan lagu-lagu bernuansa riang. Musik kontemporer, serta musik-musik bernuansa pantai atau tropis, juga sering menggunakan ukulele karena suaranya yang mudah dikenali dan memberi kesan santai.
Sebaliknya, kentrung memiliki suara yang lebih dalam dan lembut. Karakternya cenderung lebih bassy dan hangat. Musik tradisional dan musik dangdut koplo kerap menggunakan kentrung sebagai alat musik pengiring. Suara kentrung yang khas menjadikannya elemen penting dalam berbagai pertunjukan seni tradisional di Indonesia. Pemakaian kentrung banyak terdengar dalam acara Campur Sari Campur Sehati yang dipandu oleh Mas Isdiyana Sejiwa, dengan jadwal live setiap hari Senin pukul 08.00–10.00 pagi dan re-run setiap Selasa pukul 15.00–17.00.
Sementara itu, ukulele telah lebih dulu mendunia, terutama dalam budaya pop Barat. Banyak musisi terkenal menggunakan ukulele dalam penampilan mereka sehingga alat musik ini semakin populer di kalangan anak muda. Contoh musisi dunia yang sering menggunakan ukulele adalah Jason Mraz. Penyanyi pop akustik ini kerap memasukkan suara ukulele ke dalam lagu-lagunya, seperti pada lagu hit “I’m Yours”. Silakan Sahabat Sehati Sejiwa mendengarkan sambil menikmati lagu tersebut.
Walaupun ukulele terkenal di dunia Barat, Indonesia juga memiliki seniman ukulele yang mendunia, salah satunya seniwati multitalenta asal Solo, Endah Laras. Ia dikenal dengan ciri khas menyanyikan lagu-lagu keroncong atau langgam Jawa sambil bermain ukulele dan mengenakan kebaya. Ia sering tampil di panggung nasional hingga internasional dengan instrumen ini.
Di berbagai belahan dunia, sekolah-sekolah sering mengajarkan ukulele sebagai alat musik pertama karena ukurannya kecil dan mudah dipelajari.
Di Indonesia, kentrung tetap menjadi alat musik yang identik dengan budaya lokal, terutama di Jawa Timur. Meskipun tidak sepopuler ukulele secara global, kentrung memiliki tempat khusus di hati masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks musik tradisional. Penggunaan kentrung dalam pertunjukan budaya dan seni lokal menjadikannya simbol penting warisan musik Indonesia.
Sahabat Sehati Sejiwa, jadi kesimpulannya, meskipun ukulele dan kentrung tampak serupa pada pandangan pertama, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal asal-usul, konstruksi, cara bermain, karakter suara, dan penggunaannya. Ukulele lebih dikenal secara global dan sering digunakan dalam musik modern, sementara kentrung lebih erat kaitannya dengan musik dan budaya tradisional Indonesia. Memahami perbedaan ini tidak hanya membantu mengapresiasi masing-masing alat musik, tetapi juga membantu memilih alat musik yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi. Semoga bermanfaat.***
Editor: Andri Herdiansyah






