RADIO STREAMING SEHATI– Dunia bulu tangkis Indonesia kehilangan salah satu pilar kejayaannya. Iie Sumirat, legenda bulu tangkis asal Bandung, Jawa Barat, meninggal dunia pada Selasa malam (22/7/2025) di RS Hermina Bandung setelah menjalani perawatan intensif di ruang ICU. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Umum PB SGS, Ma’sum Husain, yang menyebutkan bahwa Iie telah berjuang melawan penyakit gula basah selama sekitar enam bulan.
Iie Sumirat, yang lahir pada 15 November 1950, dikenal sebagai tunggal putra andalan Indonesia di era 1970-an. Ia menjadi bagian dari "The Magnificent Seven" bersama Rudy Hartono dan Liem Swie King, membawa Indonesia meraih gelar juara Thomas Cup pada 1976 dan 1979. Prestasi individunya yang paling dikenang adalah kemenangan gemilang di Kejuaraan Invitasi Asia 1976 di Bangkok, mengalahkan tunggal putra China, Hou Jiachang, di final. Ia juga meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia 1977, edisi perdana ajang tersebut.
Setelah pensiun pada 1982, Iie mendedikasikan hidupnya untuk melatih generasi muda. Ia mendirikan klub PB Sarana Muda, yang kemudian menjadi SGS Elektrik, dan berhasil mencetak bintang seperti Taufik Hidayat dan Anthony Sinisuka Ginting.
Kabar wafatnya Iie Sumirat memicu gelombang duka di media sosial dan aplikasi perpesanan instan. Unggahan dari akun @R_RB6767 di X berbunyi, "Rest in peace Legenda bulutangkis Bapak Iie Sumirat 🙏🙏." Sementara @A1_Feri menuliskan, "Turut berbelasungkawa atas berpulangnya Iie Sumirat. Legenda Bulu Tangkis Indonesia di era 70an yg dikenal berkat gaya bermainnya yg eksentrik." @smashkokmedia juga menyampaikan, "Turut berduka cita atas berpulangnya Lie Sumirat, legenda bulu tangkis yang telah mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia."
Ucapan duka juga datang dari tokoh bulu tangkis. Icuk Sugiarto, legenda bulu tangkis dan juara dunia 1983, mengungkapkan rasa kehilangannya, "Turut berduka cita. Semoga almarhum husnul khotimah." Bambang Roedyanto dari PBSI menulis, "Rest in peace. Legenda bulutangkis Bapak Iie Sumirat."
Iie Sumirat, yang dijuluki "Meteor dari Bandung Selatan" dan "Si Pembunuh Raksasa," meninggalkan warisan tak ternilai bagi bulu tangkis Indonesia. Dedikasinya menginspirasi banyak atlet muda, dan kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi dunia olahraga Tanah Air.***
Editor: Andri Herdiansyah






