RADIO STREAMING SEHATI - Ikatan Alumni SMP 12 Angkatan 1984 kembali menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya menjalin silaturahmi melalui reuni, tetapi juga menghadirkan kegiatan bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan anggotanya. Setelah sukses mengadakan jalan pagi di sekitar Masjid At-Takwa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada minggu lalu, kali ini mereka menggelar acara Health Talk bertajuk “Saatnya Peduli Kesehatan Diri” di Barito Teras, Jl. Lamandau IV No. 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 30 Agustus 2025.
Acara ini istimewa karena seluruh elemennya, mulai dari narasumber, pembawa acara, hingga penyedia venue dan tenant kuliner, berasal dari alumni SMP 12 angkatan 1984. Selain Health Talk, acara ini juga dimeriahkan dengan booth kuliner, bazaar thrifting dan vintage cars & music, menjadikannya perpaduan sempurna antara edukasi dan hiburan.

Health Talk mengadirkan sejumah pembicara yakni Dr. Aru Ariadno Sp.PD-KGEH – Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterhepatologi RS Mayapada, yang memaparkan topik seputar Gangguan Nyeri Lambung dan Febria Indra Hastati, M.Psi, CH, CHt. Sebagai Psikolog Klinis, Brawijaya Clinic Kemang
ia memaparkan topik tentang Mental Health : Self Love vs Burn Out. Sementara Narasumber terakhir adalah Dr. Farah Prashanti Sp.PD, KAI – Spesialis Penyakit Dalam, Alergi & Imunologi RS Mayapada memaparkan topik seputar Autoimun.
Dalam pemaparannya, Dr. Aru Ariadno Sp.PD-KGEH sebagai narasumber pertama membahas organ lambung sebagai salah satu organ pencernaan yang saling berkaitan dengan organ - tubuh lainnya. Lambung berbentuk seperti babat sapi, berlapis lapis karena memproduksi asam lambung (HCL) yang sangat kuat bersama enzym lainnya pepsin dan renin.
Menurut Dr Aru, penyakit lambung yaitu gastritis fungsional, gastritis erosifa, ulkus gaster, infeksi h pylori, gerd serta kanker lambung.
Gejala gangguan lambung antara lain adalah nyesek dan sangat berbeda dengan sesak karena gangguan paru atau karena gangguan jantung. Gangguan lambung juga bisa disebabkan oleh stress. Namun sering awam salah mengira bahwa gangguan lambung dikira serangan jantung namun sebaliknya gejala serangan jantung kerap diabaikan sehingga fatal.
Sementara itu Febria Indra Hastati, M.Psi, CH, CHt. mengemukakan beberapa data statistik seputar kesehatan mental. Bahwa 1 dari 10 orang Indonesia mengidap gangguan kesehatan mental dan perempuan yang lebih banyak mengalaminya. Data statistik lain adalah di seluruh dunia 1 dari 7 anak dan remaja usia 10 - 19 tahun terdiagnosa gangguan mental.
Dijelaskan, definisi sehat mental adalah seseorang yang mampu menyadari potensi diri, mampu mengatasi tekanan dari sekitar serta mampu berkontribusi produktif bagi dirinya dan sekitarnya.
"Self love bukan berarti egois, narsis/ sombong. Self love berarti stop pencitraan, membebani target yang muluk. Self love berarti stop korbankan diri demi untuk dipuji atau gengsi. Absen nya self love pada seseorang menyebabkan stress yang berujung pada lelah lahir bathin (burn out)," jelasnya.
Sedangkan bahasan mengenai Auotimun disampaikan oleh Dr. Farah Prashanti Sp.PD, KAI. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Alergi & Imunologi RS Mayapada yang akrab disapa dokter Lala ini mengagatakan, secara genetis manusia memang sudah membawa potensi autoimun ini namun perlu suatu pemicu untuk timbul menjadi keluhan/ penyakit.
Menurutnya, penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Normalnya, lanjut dia, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.
"Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit. Akan tetapi, pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh menganggap sel tubuh yang sehat sebagai zat asing. Akibatnya, antibodi yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat tersebut," ujarnya.
Dokter Lala juga memaparkan beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh autoimun. Sebagai penutup menjawab pertanyaan audience, untuk penderita autoimun adalah pola makan eliminasi yang bertujuan mengurangi peradangan dan meredakan gejala penyakit autoimun dengan menghilangkan makanan pemicu dan mendukung penyembuhan usus.
Diet ini, ungkapnya, melibatkan fase eliminasi makanan seperti biji-bijian, produk susu, telur, kacang-kacangan, sayuran nightshade (tomat, kentang, terong paprika), dan makanan olahan, lalu secara bertahap memasukkan kembali makanan untuk mengidentifikasi pemicu individu. Ia juga merekomendasikan makan singkong & ubi jalar.
"Karena fokus utama adalah makanan utuh kaya nutrisi, mendukung kesehatan usus, dan menjaga kualitas hidup bagi penderita autoimun," pungkas dokter Lala seraya menutup sesi dialog dalam acara Health Talk yang diselenggarakan oleh ikatan alumni SMP 12 angkatan 1984 ini.***






