RADIO SEHATI
  • Beranda
  • Selayang Pandang
  • Jadwal Special Program
  • Kerjasama dan Iklan
  • Profil Pengelola
  • Alamat Kontak
RADIO SEHATI
Home BERITA

Fenomena Istiwa Azam 2025: Cara Mudah Kalibrasi Arah Kiblat Tanpa Alat Khusus

Andri Herdiansyah Penulis: Andri Herdiansyah
Sabtu, 12 Juli 2025
Fenomena Istiwa A‘zam 2025: Cara Mudah Kalibrasi Arah Kiblat Tanpa Alat Khusus

Fenomena Istiwa A‘zam 2025: Cara Mudah Kalibrasi Arah Kiblat Tanpa Alat Khusus

Share on FacebookShare on Twitter

RADIO STREAMING SEHATI - Pada 15 dan 16 Juli 2025, umat Islam di Indonesia akan menyaksikan fenomena astronomi langka, Istiwa Azam, ketika matahari melintas tepat di atas Ka‘bah. Momen ini bukan hanya peristiwa langit yang menakjubkan, tetapi juga peluang emas untuk memverifikasi arah kiblat dengan cara sederhana. Kementerian Agama (Kemenag) mengajak masyarakat memanfaatkan fenomena ini untuk memastikan akurasi kiblat dalam ibadah, tanpa perlu alat canggih atau keahlian khusus. Namun, seberapa praktis metode ini, dan apa saja yang perlu diperhatikan agar tidak keliru?

Apa Itu Istiwa Azam dan Mengapa Penting?

Istiwa A‘zam, atau Rashdul Kiblat, terjadi saat matahari berada persis di atas Ka‘bah, menciptakan bayangan benda tegak lurus yang menunjuk arah berlawanan dari kiblat. Fenomena ini akan berlangsung pada Selasa dan Rabu, 15–16 Juli 2025 (19–20 Muharam 1447 H), tepat pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, momen ini memungkinkan umat Islam mengkalibrasi arah kiblat secara mandiri, cukup dengan memperhatikan bayangan benda sederhana seperti tongkat atau tiang.

“Istiwa Azam adalah kesempatan langka. Siapa pun bisa memastikan arah kiblat tanpa alat seperti kompas atau teodolit,” ujar Arsad di Jakarta, Jumat (11/7/2025). Dengan hanya terjadi dua kali setahun, fenomena ini tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga edukatif, mengingatkan umat Islam akan pentingnya akurasi kiblat dalam sholat.

Cara Praktis Mengukur Arah Kiblat

Arsad menjelaskan bahwa mengukur arah kiblat saat Istiwa A‘zam tidak memerlukan keahlian khusus. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Gunakan Benda Tegak Lurus: Pastikan benda seperti tongkat atau tiang berdiri benar-benar vertikal, menggunakan lot atau bandul untuk memastikannya.

  2. Pilih Permukaan Datar: Tempatkan benda di permukaan yang rata untuk menghindari distorsi bayangan.

  3. Sesuaikan Waktu dengan Presisi: Lakukan pengukuran tepat pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA, merujuk waktu resmi dari BMKG, RRI, atau Telkom.

  4. Amati Bayangan: Bayangan benda akan menunjuk arah berlawanan dari kiblat. Arahkan pandangan ke arah berlawanan dari bayangan untuk menemukan kiblat yang benar.

Meski terdengar sederhana, ketepatan waktu dan kondisi lingkungan sangat krusial. “Bayangan hanya akan akurat jika pengukuran dilakukan tepat waktu dan dengan kondisi yang mendukung,” tegas Arsad.

Istiwa A‘zam Antara Peluang dan Tantangan

Fenomena Istiwa A‘zam menawarkan cara yang hemat biaya dan inklusif untuk memverifikasi kiblat, terutama bagi masjid, mushala, atau rumah tangga yang selama ini ragu dengan arah kiblatnya. Jika arah kiblat sudah benar, momen ini akan mengonfirmasi ketepatannya. Namun, jika ada penyimpangan, ini adalah waktu ideal untuk koreksi.

Namun, pendekatan ini bukannya tanpa tantangan. Ketergantungan pada waktu yang sangat spesifik—hanya beberapa menit pada dua hari dalam setahun—membuatnya kurang fleksibel. Cuaca buruk, seperti mendung atau hujan, juga dapat mengganggu pengamatan bayangan. Selain itu, masyarakat di daerah terpencil dengan akses terbatas ke sumber waktu resmi mungkin kesulitan menyesuaikan pengukuran. Kemenag perlu memastikan sosialisasi yang lebih luas, termasuk panduan visual atau video, untuk membantu masyarakat awam memahami proses ini.

Istiwa A‘zam Lebih dari Sekadar Astronomi

Istiwa A‘zam bukan hanya soal ilmu falak, tetapi juga pengingat akan hubungan spiritual umat Islam dengan Ka‘bah sebagai pusat ibadah. Dengan memanfaatkan fenomena ini, masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap akurasi ibadah sekaligus mengapresiasi keterkaitan antara sains dan agama. Inisiatif Kemenag untuk mempromosikan momen ini patut diapresiasi, tetapi efektivitasnya bergantung pada edukasi yang menyeluruh dan inklusif.

Bagi umat Islam yang ingin memastikan arah kiblat dengan mudah, Istiwa A‘zam 2025 adalah kesempatan emas. Dengan persiapan sederhana dan perhatian pada detail, siapa pun bisa meluruskan arah ibadahnya menuju Ka‘bah, menggabungkan kepekaan spiritual dengan keajaiban alam.

Related Posts

Revolusi Penyensoran Film: LSF Hadirkan e-SiAS, Solusi Modern untuk Perfilman Indonesia
BERITA

Revolusi Penyensoran Film: LSF Hadirkan e-SiAS, Solusi Modern untuk Perfilman Indonesia

Minggu, 13 Juli 2025
Retreat-Jambore Bangga Kencana
BERITA

Retreat-Jambore Bangga Kencana, Semangat Pegawai BKKBN Jabar Menuju Kinerja Gemilang

Minggu, 13 Juli 2025
Operasi Patuh Lodaya 2025: Rahasia Polda Jabar Wujudkan Jalanan Aman dan Tertib
BERITA

Operasi Patuh Lodaya 2025: Rahasia Polda Jabar Wujudkan Jalanan Aman dan Tertib

Sabtu, 12 Juli 2025
Pertamina Patra Niaga Dorong Kemandirian Ekonomi Bali
BERITA

Pertamina Patra Niaga Dorong Kemandirian Ekonomi Bali

Sabtu, 12 Juli 2025
Selama Tiga Musim, Hankook Hadir Sebagai Official Partner di Ajang ABB FIA Formula E World Championship
BERITA

Ban iON Laris Manis, Hankook Tire Gaspol di Pasar EV Indonesia

Jumat, 11 Juli 2025
Pertamina dan Dekranas Dorong Perempuan Melek AI dan Pemasaran Digital
BERITA

Pertamina dan Dekranas Dorong Perempuan Melek AI dan Pemasaran Digital

Jumat, 11 Juli 2025
  • Beranda
  • Selayang Pandang
  • Jadwal Special Program
  • Kerjasama dan Iklan
  • Profil Pengelola
  • Alamat Kontak
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Selayang Pandang
  • Jadwal Special Program
  • Kerjasama dan Iklan
  • Profil Pengelola
  • Alamat Kontak

© 2024 radiosehati.com

Klik Untuk Request dan Komen

RCAST.NET