RADIO STREAMING SEHATI - Sahabat Sehati Sejiwa sebuah kabar duka menyelimuti dunia bulu tangkis Indonesia. Legenda sekaligus pahlawan olahraga Tanah Air, Tan Joe Hok, dikabarkan telah berpulang. Kabar ini pertama kali disampaikan
dari akun sosial media PBSI, yang mengunggah foto Tan Joe Hok dan memberikan ucapan belasungkawa.
"Indonesia baru saja kehilangan legenda bulutangkis Tan Joe Hok. Tan Joe Hok berpulang pada hari Senin, 2 Juni 2025, pukul 10.52 WIB di Rumah Sakit Medistra," bunyi pernyataan PBSI.
"Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyampaikan duka cita yang mendalam dan doa terbaik untuk almarhum dan keluarga. Selamat jalan Tan Joe Hok. Warisanmu untuk bulutangkis kan abadi."
Mantan pebulutangkis nasional, Yuni Kartika juga menyampaikan kabar duka tersebut melalui unggahan di media sosial Instagram pribadinya,
"Telah meninggal dunia legenda bulutangkis kebanggaan Indonesia Om Tan Joe Hok. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan YME... Selamat jalan Om Joe Hok, terima kasih untuk semua jasa-jasamu untuk membanggakan Bangsa Indonesia. Rest In Peace Om," tulis Yuni Kartika dalam unggahannya.
Tan Joe Hok memiliki nama lain Hendra Kartanegara, lahir di Bandung pada 11 Agustus 1937. Ia dikenal sebagai pemain dengan teknik permainan yang halus, stamina luar biasa, dan ketajaman taktik yang membuatnya dijuluki The Giant Killer.
Ia adalah satu dari tujuh legenda yang dikenal sebagai "Tujuh Pendekar Bulu Tangkis Indonesia". Ia mencetak sejarah dengan menjadi putra Indonesia pertama yang menjuarai All England pada tahun 1959, setelah mengalahkan rekan senegara yaitu Ferry Sonneville di partai final.
Tan Joe Hok juga merupakan salah satu pilar penting di balik keberhasilan Indonesia merebut Piala Thomas pertama kali pada tahun 1958, saat mengalahkan tim kuat Malaysia (saat itu masih bernama Malaya) dengan skor 6-3 di Singapore Badminton Hall. Dalam turnamen tersebut, Tan Joe Hok bermain di nomor tunggal dan ganda, membuktikan kualitasnya sebagai pemain serba bisa dan bermental juara.
Tak hanya itu, prestasinya juga menghiasi panggung Asian Games, ketika ia menyumbangkan medali emas Asian Games 1962 untuk Indonesia.
Dedikasi sebagai Pelatih
Setelah pensiun sebagai pemain, Tan Joe Hok tidak berhenti mengabdi untuk bulu tangkis Indonesia. Ia melatih di Meksiko, Hongkong, dan kemudian kembali ke Tanah Air untuk bergabung dengan PB Djarum pada 1982.
Momen besar terjadi pada 1984 ketika ia dipercaya melatih Tim Nasional Indonesia dalam ajang Piala Thomas. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia kembali merebut gelar juara setelah menaklukkan China di final.
Disiplin, semangat nasionalisme, dan integritas menjadi ciri khas Tan. Ia bahkan menolak penghargaan uang dari Presiden Soekarno, dengan alasan bahwa rakyat Indonesia lebih memerlukan bantuan tersebut. Sikap ini mencerminkan betapa besar kecintaannya kepada bangsa dan olahraga.
Tan Joe Hok tak hanya dikenal lewat deretan prestasi, tapi juga melalui nilai-nilai kehidupan yang ia wariskan: kerja keras, semangat juang, dan cinta tanah air. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi generasi muda, terutama para atlet yang bermimpi mengharumkan nama Indonesia. Selamat jalan Tan Joe Hok.